Sebagian besar mamalia, termasuk manusia, mendapatkan energi dari karbohidrat dan lemak. Namun, bagaimana dengan spesies kelelawar vampir yang hanya mengonsumsi darah?
Rasa penasaran ini terjawab melalui penelitian yang terbit di Biology Letters pada November 2024 oleh Giulia S. Rossi dan Kenneth C. Welch. Dalam penelitiannya, mereka menemukan dari mana sumber energi utama yang didapat dari kelelawar vampir.
Sumber Energi Kelelawar VampirMengutip Live Science, terdapat tiga spesies kelelawar vampir di dunia, yakni kelelawar vampir biasa (Desmodus rotundus), kelelawar vampir berkaki berbulu (Diphylla ecaudata), dan kelelawar vampir bersayap putih (Diaemus youngi).
Keseluruhan spesies ini dapat ditemukan di wilayah Amerika, termasuk Meksiko, Amerika Selatan, dan Trinidad. Kelelawar hidup dalam koloni yang terdiri dari 20 hingga 100 ekor dan merupakan satu-satunya spesies mamalia pemakan darah.
Baca juga: Alasan Kelelawar Vampir Menghisap Darah, Tidak Seperti Jenis LainnyaBaca juga: Asal-usul Virus COVID-19 Masih Diperdebatkan, Ilmuwan Ada Bukti dari Pasar WuhanDalam studi ini, para ilmuwan menggunakan 24 ekor kelelawar vampir biasa yang diambil dari hutan tropis Belize di Amerika Tengah. Kelelawar ini ditahan selama 18 jam untuk memastikan makanan yang dikonsumsi mereka telah dicerna sepenuhnya.
Para peneliti kemudian memberikan makan kepada kelelawar berupa darah sapi yang mengandung salah satu dari dua asam amino, yakni glisin dan leusin. Selanjutnya, mereka menaruh kelelawar tersebut di atas treadmill untuk mengukur rasio oksigen terhadap karbon dioksida (CO2), dan menghitung laju aktivitas metabolisme pada kelelawar.
Untuk menentukan apakah asam amino digunakan untuk energi, para peneliti menggunakan mesin khusus dengan laser inframerah untuk mendeteksi keberadaan isotop karbon tertentu dalam karbon dioksida yang dihembuskan oleh kelelawar.
Penelitian ini dilakukan untuk memahami sumber energi yang digunakan oleh kelelawar vampir, mengingat spesies ini hanya mengonsumsi darah yang sama sekali tidak mengandung karbohidrat, yang biasanya menjadi sumber energi bagi mamalia.
"Sebagian besar mamalia, seperti kita, bergantung pada karbohidrat dan lipid untuk bahan bakar aktivitas kita. Bahan bakar ini tidak melimpah dalam makanan kelelawar vampir, yang menunjukkan bahwa mereka mungkin tidak bergantung pada bahan bakar tersebut seperti kita," kata Kenneth Welch, seorang profesor biologi dari Universitas Toronto.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio oksigen terhadap karbon dioksida tetap konsisten pada semua kecepatan treadmill. Artinya, kelelawar vampir menggunakan asam amino sebagai sumber utama energi mereka.
Perbedaan dengan Spesies LainnyaMenurut Welch, pada spesies mamalia lain, rasio akan meningkat seiring dengan intensitas latihan yang mencerminkan peralihan dari pembakaran lemak menjadi pembakaran karbohidrat. Namun, pada kelelawar vampir, rasio ini tetap konsisten dalam berbagai intensitas latihan.
Ia menambahkan bahwa kelelawar vampir memiliki kemampuan untuk menyerap asam amino hanya dalam waktu 10 menit dan mengubahnya menjadi energi.
"Kelelawar itu mengoksidasi atau membakar asam amino itu di otot mereka saat berjalan atau berlari," terang Welch.
Meskipun metode pembangkitan energi ini jarang ditemukan pada mamalia, penelitian sebelumnya terhadap invertebrata penghisap darah, seperti lalat tsetse (Glossina) dan nyamuk betina dari spesies Aedes aegypti, menunjukkan bahwa mereka juga memperoleh energi dari pemecahan asam amino.
Peneliti mengatakan bahwa studi menunjukkan bahwa kelelawar vampir menunjukkan pola ketergantungan yang sama pada asam amino dari darah sebagai bahan bakar untuk aktivitas intens, serupa dengan serangga penghisap darah.
Baca juga: Ilmuwan Ungkap Rahasia Kelelawar Meksiko yang Memiliki Kaki Bercahaya Berkeliling di Laboratorium Penelitian Luar Angkasa China