Sebuah studi dari Curtin University di Australia mengungkapkan sejarah geologi di pinggiran Perth yang diketahui telah berubah karena naiknya permukaan laut selama ribuan tahun. Peneliti menemukan bukti adanya hubungan masa lalu antara muara sungai dengan sebuah pulau di pinggiran Perth.
Studi ini meneliti sejarah geologi dari dua landmark ikonik Australia Barat, yaitu Pulau Rottnest dan Sungai Swan. Para peneliti dari Timescales of Mineral System Group di School of Earth and Planetary Science mengumpulkan sedimen di sepanjang garis pantai Perth.
Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri perubahan yang terjadi selama ribuan tahun dan memberikan informasi tentang bagaimana kawasan ini berkembang pada masa depan.
Baca juga: 10 Negara Paling Tidak Ramah Lingkungan di Dunia, Indonesia Salah SatunyaBaca juga: Studi: Kehidupan Masyarakat Adat di Australia Bisa Mengatasi Krisis Kebakaran HutanSejarah Geologi Masa Lalu di Pulau Rottnest dan Sungai SwanPemimpin studi, Dr Andreas Zametzer menjelaskan bahwa timnya menemukan jenis butiran tertentu di lepas pantai Pulau Rottnest. Ini mengonfirmasi sejarah geologi yang kompleks dari Pulau Rottnest dan Sungai Swan.
Butiran mineral tersebut diperkirakan berusia 3,6 miliar tahun. Keunikan butiran ini memungkinkan peneliti untuk melacak pergerakan mineral melalui waktu yang menghubungkan kawasan ini dengan muara Sungai Swan modern dan anak Sungai Avon.
"Perth terletak di tepi benua yang sedang tenggelam," ujar Dr Zametzer, dikutip dari laman curtin.edu.au.
Sebagai informasi, Pulau Rottnest dahulunya adalah ujung semenanjung yang terhubung dengan daratan utama hingga 6.500 tahun yang lalu.
Namun seiring berjalannya waktu, karena adanya perubahan permukaan laut, Pulau Rottnest terpisah menjadi pulau seperti sekarang ini. Kedalaman laut antara Perth dan Pulau Rottnest sebagian besar hanya sekitar 20 meter.
"Ini manambah bukti bahwa kawasan ini masih menjadi bagian dari tepi benua yang tenggelam," terang Dr Zametzer.
Mineral dari Sungai Terbawa Jauh hingga ke PantaiPenemuan mineral purba ini membuat Dr Zametzer dan rekan-rekannya terkejut. Sebab, mineral purba ini terbawa jauh dari sungai dan ditemukan berada di lepas pantai.
"Kami menduga butiran-butiran ini terkikis dan hanyut karena berada di lingkungan yang sangat kacau balau, berenergi tinggi, dan diterjang gelombang serta pasang surut," kata peneliti.
Meski demikian, jejak mineral dan lapisan tanah telah berubah selama ribuan tahun. Peneliti memiliki bukti tentang jejak sungai yang terpelihara di lepas pantai.
Melalui studinya, Dr Zametzer menekankan bahwa dengan memahami sejarah perubahan garis pantai, maka dapat memahami perubahan kawasan tersebut yang dipengaruhi oleh perubahan iklim serta kenaikan permukaan laut pada masa depan.
"Sungguh mengejutkan jika kita berpikir tentang seberapa cepat beberapa proses geologi terjadi, sementara permukaan air laut terus meningkat dengan cepat," tuturnya.
Baca juga: Ratusan Ilmuwan Kutub Keluarkan "Peringatan Darurat Antartika", Mengapa? Menyaksikan Pemandangan Indah dari Balon Udara di Gold Coast, Australia